Pendahuluan
Dislokasi bahu adalah salah satu cedera sendi yang paling umum terjadi, sering terjadi saat berolahraga atau kecelakaan. Artikel ini akan membahas anatomi bahu, penyebab dan jenis dislokasi, gejala, diagnosis, pilihan pengobatan, dan strategi rehabilitasi untuk membantu pemulihan.
Anatomi Bahu
Bahu adalah sendi kompleks yang terdiri dari tiga tulang: humerus (tulang lengan atas), skapula (tulang belikat), dan klavikula (tulang selangka). Sendi glenohumeral, di mana humerus masuk ke dalam soket dangkal skapula, memungkinkan berbagai macam gerakan, tetapi juga membuat sendi bahu rentan terhadap dislokasi.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan biarkan Osteoartritis menghancurkan masa depan Anda. Hubungi Spesialis Osteoartritis kami hari ini!

Jenis-jenis Dislokasi Bahu
Dislokasi bahu dapat dikategorikan berdasarkan arahnya:
- Dislokasi Anterior: Jenis yang paling umum, di mana humerus bergeser ke depan dan ke bawah. Hal ini biasanya terjadi ketika lengan direntangkan dan diputar ke arah luar.
- Dislokasi Posterior: Lebih jarang terjadi, di mana humerus bergeser ke belakang. Jenis ini sering diakibatkan oleh cedera listrik atau kejang.
- Dislokasi Inferior: Jarang terjadi, di mana humerus bergeser ke bawah. Hal ini dapat terjadi pada trauma berat atau kecelakaan.
Penyebab Dislokasi Bahu
Dislokasi bahu umumnya disebabkan oleh:
- Cedera Olahraga: Aktivitas yang melibatkan kontak atau gerakan lengan secara tiba-tiba, seperti sepak bola, bola basket, atau gulat.
- Jatuh: Jatuh dengan lengan terentang atau langsung ke bahu dapat menyebabkan dislokasi.
- Kecelakaan: Kecelakaan mobil atau insiden traumatis lainnya juga dapat menyebabkan dislokasi bahu.
Gejala
Gejala umum dari dislokasi bahu meliputi:
- Nyeri hebat di area bahu.
- Kelainan bentuk atau pergeseran bahu yang terlihat.
- Pembengkakan dan memar.
- Ketidakmampuan untuk menggerakkan lengan atau bahu secara normal.
- Mati rasa atau kesemutan pada lengan, yang mungkin mengindikasikan keterlibatan saraf.
Diagnosis
Mendiagnosis dislokasi bahu biasanya melibatkan:
- Pemeriksaan Fisik: Penyedia layanan kesehatan akan memeriksa bahu untuk mengetahui adanya pembengkakan, nyeri, dan rentang gerak.
- Tes Pencitraan: Sinar-X sering dilakukan untuk memastikan dislokasi dan menyingkirkan fraktur. Dalam beberapa kasus, MRI dapat digunakan untuk menilai kerusakan jaringan lunak.

Pilihan Perawatan
Untuk sebagian besar dislokasi anterior, langkah pertama adalah memposisikan kembali humerus ke dalam soket, suatu proses yang dikenal sebagai reduksi. Ini biasanya dilakukan oleh seorang profesional kesehatan. Setelah reduksi, pilihan pengobatan meliputi:
- Imobilisasi: Gendongan atau imobilisasi bahu dapat digunakan untuk menstabilkan sendi selama pemulihan.
- Manajemen Nyeri: Pereda nyeri yang dijual bebas atau obat yang diresepkan dapat membantu mengatasi nyeri dan peradangan.
- Terapi Fisik: Setelah rasa sakit awal mereda, latihan rehabilitasi sangat penting untuk memulihkan rentang gerak dan kekuatan.
Pembedahan mungkin diperlukan untuk:
- Individu muda dan aktif yang berpartisipasi dalam olahraga yang berat/olahraga kontak
- Individu dengan beberapa dislokasi.
- Dislokasi patah tulang: Jika fraktur menyertai dislokasi, fiksasi bedah mungkin diperlukan.
Prosedur pembedahan yang umum meliputi:
- Stabilisasi Artroskopi: Pembedahan invasif minimal untuk memperbaiki labrum dan mengencangkan kompleks kapsuloligamen.
- Pembedahan Terbuka: Prosedur yang lebih invasif untuk kasus-kasus yang kompleks/kasus dengan keropos tulang.
Rehabilitasi
Rehabilitasi setelah dislokasi bahu berfokus pada pemulihan kekuatan dan mobilitas. Tahapan-tahapan utamanya meliputi:
- Pemulihan Awal: Fokus untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak, diikuti dengan latihan gerakan yang lembut.
- Penguatan: Pengenalan latihan penguatan secara bertahap untuk membangun kembali otot di sekitar bahu.
- Pelatihan Fungsional: Aktivitas yang mensimulasikan tugas sehari-hari atau gerakan olahraga untuk mempersiapkan diri untuk kembali beraktivitas secara normal.
- Kembali ke Olahraga: Pengenalan kembali olahraga secara bertahap, untuk memastikan bahu kuat dan stabil.
Kesimpulan
Dislokasi bahu bisa menyakitkan dan melemahkan tetapi sering kali dapat ditangani dengan perawatan dan rehabilitasi yang cepat. Memahami penyebabnya, mengenali gejalanya, dan mengikuti rencana pemulihan yang terstruktur dapat membantu individu kembali beraktivitas dan berolahraga dengan aman.