Penyembuhan dan Perawatan

Pendahuluan

Robekan manset rotator adalah kondisi bahu yang sangat umum yang dapat menyebabkan rasa sakit dan/atau kelemahan yang melemahkan, memengaruhi fungsi bahu secara signifikan, dan berdampak pada kualitas hidup seseorang. Sekitar 20-30% orang berusia 60-an tahun mengalami robekan manset rotator. Angka ini meningkat menjadi sekitar 50-70% pada mereka yang berusia 70 tahun ke atas.

Anatomi Manset Rotator

Manset rotator terdiri dari empat otot dan tendon terkait yang menstabilkan sendi bahu dan memungkinkan berbagai macam gerakan. Keempat otot tersebut adalah:

  1. Supraspinatus: Terletak di bagian atas bahu, membantu penculikan lengan (mengangkat lengan menjauh dari tubuh).
  2. Infraspinatus: Terletak di bagian belakang bahu, bertanggung jawab untuk rotasi eksternal lengan.
  3. Teres Minor: Otot kecil yang juga membantu rotasi eksternal.
  4. Subscapularis: Terletak di bagian depan bahu, bertanggung jawab untuk rotasi internal.

Otot-otot ini bekerja sama untuk menjaga kepala humerus (tulang lengan atas) tetap berada di dalam soket dangkal skapula (tulang belikat).

Penyebab Robekan Manset Rotator

Robekan manset rotator dapat terjadi karena:

  1. Cedera Akut
  • Trauma: Terjatuh atau gerakan yang tiba-tiba dan kuat (seperti mengangkat benda berat) dapat menyebabkan robekan akut.
  • Cedera Olahraga: Aktivitas yang berlebihan dalam olahraga seperti bisbol, tenis, atau berenang dapat menyebabkan robekan.
  1. Perubahan Degeneratif
  • Penuaan: Seiring bertambahnya usia, tendon dapat menjadi lebih lemah dan lebih rentan terhadap cedera. Robekan degeneratif lebih sering terjadi pada individu yang berusia di atas 40 tahun.
  • Stres yang berulang: Gerakan di atas kepala yang berulang-ulang dapat menyebabkan keausan pada tendon manset rotator seiring berjalannya waktu, yang mengakibatkan robekan.
  • Taji Tulang: Pertumbuhan tulang di bahu dapat bergesekan dengan tendon rotator cuff, sehingga menyebabkan iritasi dan akhirnya robek.

Jenis Robekan Manset Rotator

Robekan manset rotator dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahannya:

  1. Robekan Ketebalan Sebagian: Tendon rusak tetapi tidak terputus sepenuhnya. Jenis ini dapat dikategorikan lebih lanjut menjadi:
    • Robekan sisi artikular: Terjadi pada sisi tendon yang menghadap ke sendi bahu.
    • Air mata sisi bursal: Terjadi pada sisi yang menghadap ke kulit.
  2. Robekan Ketebalan Penuh: Tendon benar-benar robek, sering kali mengakibatkan celah pada tendon.
  3. Robekan Akut vs Robekan Kronis: Robekan akut terjadi secara tiba-tiba karena cedera, sedangkan robekan kronis berkembang secara bertahap karena degenerasi.

Gejala

Gejala umum robekan manset rotator meliputi:

  • Nyeri: Sering terlokalisasi di bahu dan dapat menjalar ke lengan. Nyeri dapat memburuk dengan aktivitas di atas kepala atau pada malam hari.
  • Kelemahan Kesulitan mengangkat benda atau melakukan aktivitas di atas kepala.
  • Rentang Gerak Terbatas: Kekakuan dan berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan bahu secara bebas.
  • Sensasi Retak atau Meletus: Perasaan seperti digerakkan atau tersangkut di bahu saat bergerak.

Diagnosis

Mendiagnosis robekan manset rotator melibatkan:

  1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik: Penyedia layanan kesehatan akan menilai gejala pasien, riwayat medis, dan melakukan tes fisik untuk mengevaluasi kekuatan dan rentang gerak bahu.
  2. Studi Pencitraan:
    • Sinar-X: Dapat membantu mengidentifikasi taji tulang atau masalah struktural lainnya.
    • MRI (Pencitraan Resonansi Magnetik): Memberikan gambar jaringan lunak yang terperinci, termasuk tendon manset rotator, sehingga memungkinkan diagnosis yang pasti.

Pilihan Perawatan

Rehabilitasi

Rehabilitasi sangat penting untuk pemulihan setelah robekan manset rotator. Prosesnya biasanya meliputi:

  1. Fase Awal (Minggu 1-4):
    • Istirahat dan Es: Untuk mengatasi rasa sakit dan bengkak.
    • Latihan Rentang Gerak yang Lembut: Memperkenalkan gerakan secara bertahap untuk mencegah kekakuan.
  2. Fase Menengah (Minggu 4-12):
    • Latihan Penguatan: Perkembangan bertahap untuk membangun kembali kekuatan otot di sekitar bahu.
    • Pelatihan Fungsional: Kegiatan yang mensimulasikan tugas sehari-hari untuk mempersiapkan diri agar dapat kembali beraktivitas secara normal.
  3. Fase Lanjutan (3-6 bulan):
    • Peningkatan Tingkat Aktivitas: Pengenalan kembali secara bertahap terhadap olahraga atau aktivitas yang menuntut banyak tenaga.
    • Terapi Fisik yang sedang berlangsung: Fokus berkelanjutan pada kekuatan, fleksibilitas, dan gerakan fungsional.

Pencegahan

Tindakan pencegahan dapat membantu mengurangi risiko robekan manset rotator:

Latihan Kekuatan

Fokuslah untuk memperkuat otot bahu dan manset rotator.

Teknik yang Tepat

Mempelajari dan mempraktikkan teknik yang benar untuk olahraga dan aktivitas.

Kesadaran Postur Tubuh

Mempertahankan postur tubuh yang baik untuk mengurangi stres pada bahu.

Kemajuan Bertahap

Secara perlahan tingkatkan intensitas aktivitas di atas kepala untuk menghindari cedera yang berlebihan.

Kesimpulan

Robekan manset rotator dapat berdampak secara signifikan terhadap aktivitas sehari-hari dan performa atletik. Memahami penyebabnya, mengenali gejalanya, dan mencari pilihan pengobatan yang tepat sangat penting untuk pemulihan yang efektif. Dengan pendekatan yang komprehensif terhadap strategi rehabilitasi dan pencegahan, individu dapat memperoleh kembali kekuatan dan fungsionalitas bahu, sehingga mereka dapat kembali ke aktivitas yang disukai dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Jika Anda mencurigai adanya robekan pada manset rotator, berkonsultasilah dengan kami untuk mendapatkan evaluasi dan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Pesan janji temu
Anda secara online

Proses janji temu online kami yang mudah digunakan memudahkan Anda untuk membuat janji temu dengan salah satu layanan dan dokter kami.

    Hubungi Klinik Ortopedi Kami

      whatsapp whatsapp

      Whatsapp kami untuk menanyakan lebih lanjut