Pendahuluan
Dislokasi siku adalah salah satu dislokasi sendi yang paling umum, sekitar 10-25% dari semua dislokasi yang terlihat di unit gawat darurat. Hal ini terjadi ketika tulang-tulang sendi siku (humerus, radius, dan ulna) terpisah, sehingga mengganggu keselarasan normal sendi. Dislokasi ini terutama terjadi pada individu yang aktif, terutama pada anak-anak dan dewasa muda, karena jatuh atau cedera yang berhubungan dengan olahraga.
Penyebab
Dislokasi siku dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk:
- Trauma: Jatuh langsung ke tangan yang terulur dapat menyebabkan dislokasi. Hal ini sangat umum terjadi pada olahraga seperti bola basket, senam, atau olahraga kontak.
- Cedera Olahraga: Aktivitas dengan benturan tinggi meningkatkan risiko dislokasi siku.
- Kecelakaan Kendaraan Bermotor: Berhenti atau benturan mendadak dapat menyebabkan sendi siku terkilir.
- Jatuh: Terutama lazim terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, jatuh dapat menyebabkan trauma yang signifikan pada siku.
Beberapa orang lebih mungkin mengalami dislokasi daripada yang lain, termasuk:
- Atlet yang memainkan olahraga kontak.
- Lansia dan anak-anak
- Orang dengan kondisi kesehatan yang menyebabkan melemahnya ligamen sendi, seperti sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom hipermobilitas sendi.


Gejala
Gejala-gejala dislokasi siku cukup menonjol dan dapat meliputi:
- Terlihat kelainan bentuk siku (lengan bawah mungkin tampak tidak pada tempatnya)
- Nyeri hebat di area siku
- Pembengkakan dan memar di sekitar sendi
- Jangkauan gerak yang terbatas atau ketidakmampuan untuk meluruskan atau menekuk lengan
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau jari (menunjukkan keterlibatan saraf)
Diagnosis
Diagnosis biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, di mana seorang ahli kesehatan akan menilai tingkat cedera. Tes pencitraan seperti sinar-X atau CT scan sering digunakan untuk mengonfirmasi dislokasi dan memeriksa patah tulang yang terkait.
Perawatan
Perawatan untuk dislokasi siku bertujuan untuk mereposisi tulang, menghilangkan rasa sakit, dan memulihkan fungsi. Perawatan ini dapat meliputi:
- Reduksi: Penyedia layanan kesehatan akan sering melakukan reduksi, secara manual memindahkan tulang kembali ke posisinya. Prosedur ini dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau sedasi.
- Pembedahan: Pada kasus-kasus di mana dislokasi berulang, atau jika ada fraktur yang terkait, intervensi bedah mungkin diperlukan. Pembedahan mungkin melibatkan:
- Memperbaiki ligamen yang rusak: Merekonstruksi atau mengencangkan ligamen yang menopang siku.
- Fiksasi patah tulang: Menstabilkan tulang yang patah jika ada.
- Stabilisasi sendi: Memastikan sendi siku tetap stabil setelah penyembuhan awal.
- Imobilisasi: Setelah reduksi atau pembedahan, siku dapat diimobilisasi dengan bidai atau penyangga untuk mempercepat penyembuhan.
- Manajemen Nyeri: Pereda nyeri yang dijual bebas atau obat resep dapat direkomendasikan untuk mengatasi nyeri dan peradangan.
- Rehabilitasi: Terapi fisik sangat penting untuk memulihkan kekuatan, fleksibilitas, dan fungsi setelah periode imobilisasi. Latihan biasanya berfokus pada mendapatkan kembali rentang gerak dan membangun kembali kekuatan otot.

Pemulihan
Waktu pemulihan dari dislokasi siku dapat bervariasi berdasarkan tingkat keparahan dislokasi, apakah diperlukan pembedahan, cedera yang terkait, dan kesehatan individu secara keseluruhan. Biasanya diperlukan waktu beberapa minggu agar sendi dapat sembuh sepenuhnya, tetapi untuk kembali berolahraga atau beraktivitas berat mungkin memerlukan waktu yang lebih lama, terutama setelah intervensi bedah.
Kesimpulan
Dislokasi siku bisa menyakitkan dan melemahkan, tetapi dengan diagnosis yang tepat waktu dan perawatan yang tepat - termasuk kemungkinan intervensi bedah - sebagian besar orang dapat pulih sepenuhnya. Memahami penyebab, gejala, dan proses pemulihan sangat penting bagi siapa pun yang mungkin berisiko. Jika Anda mencurigai adanya dislokasi siku, segera dapatkan bantuan medis untuk memastikan perawatan yang tepat dan pemulihan yang lancar.